Mahasiswa ITB Terlibat Praktik Joki, Undip Temukan Kecurangan UTBK 2025 | IVoox Indonesia

May 2, 2025

Mahasiswa ITB Terlibat Praktik Joki, Undip Temukan Kecurangan UTBK 2025

antarafoto-pelaksanaan-utbk-snbt-di-jakarta-1745559967-1
Petugas mengawasi peserta yang mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Jumat (25/4/2025). Pelaksanaan UTBK-SNBT digelar secara serentak se-Indonesia dengan jumlah total 860.976 peserta yang memperebutkan 259.564 kursi di perguruan tinggi negeri (PTN). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

IVOOX.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) mengakui satu mahasiswa aktifnya berinisial LVN diduga terlibat dalam praktik perjokian Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025. Sementara Universitas Diponegoro (UndiP Semarang menyebutkan sejauh ini baru menemukan satu peserta yang diduga akan melakukan kecurangan. 

Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB N Nurlaela Arief mengungkapkan hal itu menanggapi pernyataan resmi Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) UTBK 2025 tentang LVN.

"Dalam konferensi pers tersebut, disebutkan bahwa LVN terlibat dalam praktik perjokian di sejumlah pusat pelaksanaan UTBK. ITB mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan benar merupakan mahasiswa aktif ITB," kata Nurlaela di Bandung, Kamis (1/5/2025), dikutip dari Antara.

ITB yang membenarkan status kemahasiswaan LVN, juga mengungkapkan kejadian tersebut tidak terjadi di pusat UTBK ITB.

"ITB sangat menyesalkan bahwa hal itu dilakukan oleh seorang mahasiswa yang seharusnya menjunjung tinggi etika akademik. Untuk itu, dengan segera kami melakukan langkah-langkah penegakan aturan akademik dan kemahasiswaan," ujarnya.

Sebagai bentuk tanggung jawab institusi atas dugaan terlibatnya mahasiswa ITB tersebut, kata Nurlaela, ITB telah membentuk Komisi Pelanggaran Akademik dan Kemahasiswaan untuk menindaklanjuti pemeriksaan kasus ini.

Komisi ini nantinya bertugas memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh yang bersangkutan.

"Jika terbukti maka Komisi akan merekomendasikan sanksi sesuai dengan ketentuan," ucapnya.

Terkait dugaan tindak pidana oleh LVN, menurut dia, pihaknya menyerahkan penanganan tersebut kepada pihak kepolisian.

"ITB berkomitmen menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, tanggung jawab akademik, serta senantiasa berupaya menjaga kepercayaan publik dan mendorong terciptanya budaya akademik yang jujur, bersih, dan beretika," tuturnya.

Sebelumnya, dalam konferensi pers yang digelar Selasa (29/4/2025), Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB yang diketuai Eduart Wolok menyampaikan temuan mengejutkan, sekitar 50 peserta terindikasi melakukan kecurangan, termasuk 10 orang yang diduga bertindak sebagai joki.

Akun @fauzanalrasyid mengunggah gambar salinan resmi panitia SNPMB sembari menuliskan bahwa foto pada kartu peserta telah diedit dengan teknologi AI, dan menyebut nama-nama terduga joki.

"Joki-joki yang ditemukan menurut @snpmb_id, foto diedit dengan AI. Nama joki tertera pada salinan di bawah," tulis akun itu.

Salah satu temuan paling mencolok terjadi di pusat UTBK ISBI Bandung, di mana panitia mendeteksi empat kartu peserta yang menampilkan wajah serupa namun menggunakan identitas berbeda.

Dari hasil investigasi awal, nama asli joki yang digunakan dalam keempat kartu tersebut terungkap sebagai Lukas Valentino Nainggolan yang diduga menjadi joki empat calon mahasiswa sekaligus.

Ia tercatat sebagai mahasiswa aktif Institut Teknologi Bandung (ITB) dari Program Studi Teknik Elektro angkatan 2018.

Yang lebih mengkhawatirkan, kecurangan ini tidak dilakukan oleh satu orang saja. Dua nama lain turut muncul sebagai terduga joki, yakni Healthy Febriana Jessica dan Khamila Djibran, yang merupakan angkatan 2018 dan telah lulus dari ITB.

Healthy berasal dari Program Studi Teknik Perminyakan dan telah lulus pada 2022, sementara Khamila dari Teknik Pertambangan lulus tahun 2023.

Ketiganya diduga terlibat dalam praktik joki lintas provinsi, memanfaatkan teknologi pengeditan wajah berbasis AI untuk menyamarkan identitas mereka pada kartu peserta ujian.

Undip Temukan Pelaku Kecurangan UTBK

Sementara, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menyebutkan sejauh ini baru menemukan satu peserta yang diduga akan melakukan kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT).

Wakil Rektor I Undip Prof. Heru Susanto di Semarang, Rabu (30/4/2025), mengatakan bahwa temuan dugaan kecurangan itu terjadi pada pelaksanaan UTBK yang berlokasi di kampus Undip pada Minggu (27/4/2025) lalu.

Undip merupakan salah satu pusat UTBK yang pelaksanaannya serentak di seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. UTBK Undip tahun 2025 berlangsung dalam satu gelombang, mulai 23 April hingga 3 Mei 2025.

"Jadi, setiap peserta sebelum masuk ruangan dilakukan tes dengan 'metal detector' yang merupakan standar nasional. Ditemukan di salah satu peserta ada 'metal', peralatan yang diduga akan digunakan (berbuat curang, red.)," katanya, dikutip dari Antara, Kamis (1/5/2025).

Ia mengatakan bahwa peralatan tersebut ditemukan di bagian kepala peserta perempuan yang ditutup dengan kerudung, di antaranya berupa kamera, ponsel, dan alat komunikasi.

Menurut dia, peserta yang diduga akan melakukan kecurangan itu kemudian tidak diperkenankan mengikuti UTBK, mengingat peralatan tersebut ditemukan sebelum ujian dimulai.

"Ya, tentunya pemeriksaan itu kan tidak bisa berlangsung secepat itu, tergantung respons pesertanya. Misalnya, ketika ditanya ada yang langsung menjawab (mengaku, red.). Poin pentingnya, yang bersangkutan kan memang sudah punya itikad tidak baik," katanya.

Seandainya yang bersangkutan tetap mengikuti ujian, lanjut dia, tetapi kemudian terkonfirmasi bahwa akan melakukan upaya kecurangan tetap saja tidak akan lulus.

"Jadi sudah ada upaya untuk melakukan kecurangan. Karena memang peralatannya lengkap sih, peralatan yang dia bawa itu," katanya.

Biasanya, kata dia, ada dua kemungkinan motif pelaku berbuat curang di ujian, yakni pertama hanya sekadar merekam soal dengan tujuan tertentu, tetapi tidak melibatkan pihak lain untuk membantu mengerjakan.

"Yang kedua adalah memang untuk mendapatkan bantuan pengerjaan. Dari data yang kami temukan kemarin memang ada komunikasi karena ada alat komunikasinya. Ada 'handphone', kemudian ada alat yang ditaruh di telinga sangat kecil begitu," katanya.

Berkaitan dengan temuan itu, kata dia, pihaknya melalui Panitia UTBK Undip melaporkan kepada Panitia UTBK Pusat melalui berita acara klarifikasi dan pemeriksaan.

"Berita acara klarifikasi, berita acara pemeriksaan, dan bukti kami kirimkan ke Panitia Pusat UTBK di kementerian. Kami selalu 'update'. 'Chase' kecurangan kan tidak hanya terjadi di Undip," katanya.

Sebelumnya, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 mencatat setidaknya 50 orang pelaku kecurangan, serta 10 orang joki dalam enam hari pelaksanaan UTBK 2025.

"Jumlah peserta yang terlibat kurang lebih 50, jumlah jokinya kurang lebih 10 keterlibatan," kata Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/4/2025), dikutip dari Antara.

Modus kecurangan yang terjadi beragam, mulai dari pemasangan alat bantu seperti pemasangan kamera di kacamata, mikrofon dan pengeras suara di alat bantu dengar, hingga penggunaan perangkat lunak melalui aplikasi rekaman layar hingga penggunaan aplikasi pengendali jarak jauh atau remote desktop di komputer yang digunakan oleh para peserta.

0 comments

    Leave a Reply